Selasa, 29 Desember 2009

Jelang Muktamar NU: Yang Muda Harus Tampil

Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri berpendapat kepemimpinan NU mendatang harus dipimpin oleh anak muda yang mampu mengelola organisasi dan memiliki pandangan ke depan.

“Saya mengatakan anak muda yang harus tampil, harus diingat, umur berapa KH Wahid Hasyim menjadi ketua NU, Kiai Mahfudz Siddik, likuran (umur duapuluhan), Kiai Idham Cholid, likuran, yang agak tua cuma kiai Dahlan, tiga puluh keatas,” katanya kepada NU Online di Jakarta baru-baru ini.

Pengasuh Pesantren Raudhatut Thalibien Rembang ini menyatakan, selama ini ada pandangan yang tua tidak mau memberi kesempatan pada yang muda sehingga proses regenerasi tidak berjalan. Padahal semestinya harus sama,

“Anak muda harus tampil, jangan sampai yang muda juga menyodorkan yang tua, itu menutup kesempatan mereka sendiri,” tandasnya.

Meskipun dari segi usia masih muda, anak-anak muda saat ini boleh dikata lebih pintar-pintar, sayangnya mereka tidak diberi kesempatan seperti para pemimpin NU generasi 50-an.

“Persoalannya tidak diberi kesempatan saja, kalau dulu diberi kesempatan, Kiai Wahid umur berapa ketika tampil, kalau sekarang ini masih IPNU, ya kan, Kiai Mahfudz juga demikian,” imbuhnya.

Salah satu upaya untuk mendorong regenerasi dilakukan adalah pembatasan masa jabatan maksimal dua kali dalam kepemimpinan NU, yang mendorong anak muda untuk tampil.

Ditanya mengenai masih adanya cabang yang mencalonkan dirinya, Gus Mus hanya berkomentar, “Nga bosen-bosennya orang mencalonkan saya. Itu mulai dari muktamar Lirboyo tahun 1999, saya sudah mengatakan bahwa NU harus dipegang anak muda, diulangi di Donohudan tahun 2004, saya mengulangi lagi, ini zamannya anak muda. padahal saat di Donohudan, yang muda kan sudah agak tua, sekarang diulangi lagi,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar